Sabtu, 02 Juli 2011

“KETERAMPILAN HUBUNGAN ANTARPRIBADI” INTERPERSONAL SKILL


MAKALAH

KETERAMPILAN HUBUNGAN ANTARPRIBADI
INTERPERSONAL SKILL















Oleh :
ANGGA PRASETIYA
04210073





UNIVERSITAS NAROTAMA
S U R A B A Y A
2011





KATA PENGANTAR
            Orang dengan kualitas emosional yang baik, cenderung akan disukai oleh orang lain dibandingkan dengan orang yang memiliki kualitas emosional yang kurang baik. Disamping itu, orang dengan kualitas emosi yang baik juga mampu memecahkan berbagai permasalahan interpersonal, seperti gesekan atau perbedaan pendapat dengan kolega atau masyarakat. Orang dengan kualitas emosi yang baik, juga berwatak setiakawan, tekun, ramah, dan respek terhadap orang lain. Berikut disajikan penjelasan tentang Interpersonal Skill yang sangat perlu untuk dimiliki oleh setiap individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Selengkapnya baca di sini…



                                                                                                                                                                                                                                                                                 Surabaya, Juli  2011


                                                                                                                            Angga Prasetiya





DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................................1
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................................3
A.    Tujuan
1.1  Uraian Materi........................................................................................................4
1.2  A. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi interpersonal...................................5
1.3   Faktor Personal....................................................................................................5
B.       Konsep diri...................................................................................................................5
C.    Atraksi Interpersonal......................................................................................................6
D.     Hubungan Interpersonal................................................................................................6
E.      Komunikasi Verbal.......................................................................................................9
F.      Komunikasi Non Verbal...............................................................................................9
G.     Kecerdasan Emosional..................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA






KETERAMPILAN HUBUNGAN ANTARPRIBADI
(Interpersonal Skill)
I. Tujuan
Setelah mendapatkan pembekalan ini, peserta mampu:
  1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hubungan interpersonal.
  2. Terampil dalam membangun hubungan interpersonal dengan staf, kolega, siswa,dan masyarakat
II. Uraian Materi
Keterampilan seorang pemimpin dalam membangun hubungan antarpribadi yang efektif dengan staf dan atau pihak lain, merupakan salah satu kunci penting keberhasilan proses kepemimpinan, terlebih lagi dalam konsep pendidikan orang dewasa dan dalam dunia pendidikan secara umum. Persoalannya, upaya membangun hubungan ini bukanlah pekerjaann yang mudah, karena yang dihadapi adalah individu dengan segala karakteristik dan kedinamisannya, serta faktor sikap dan kebiasaan yang telah terbangun cukup lama. Berbeda halnya jika yang dihadapi sebuah benda mati, tingkat kekeliruan orang mempersepsi benda tersebut akan sangat kecil jika dibandingkan dengan benda hidup.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hubungan antarpribadi seseorang. Jalaluddin Rakhmant (2004:79) mengidentfikasi empat faktor penting yang mempengaruhi kualitas interpersonal seseorang, yaitu persepsi interpersonal seseorang, konsep diri, atraksi interpersonal, serta hubungan interpersonal itu sendiri. Disamping itu, keterampilan seseorang dalam membangun komunikasi verbal dan non verbal juga memberikan pengaruh terhadap kualitas hubungan antarpribadi seseorang (Deddy Mulyana,2005). Sedangkan dalam dimensi emosionalitas, kecerdasan emosi seseorang justru memberikan pengaruh yang sangat besar, dibandingkan kecerdasan intelektual,  terhadap keberhasilan seseorang dalam karirnya, termasuk keberhasilan sebagai seorang pemimpin. Untuk memberikan pemahaman lebih lanjut, pada bagian berikut akan dibahas sejumlah faktor di atas.
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi interpersonal
Faktor Situasional
a. Deskripsi Verbal
b. Petunjuk Proksemik
c. Petunjuk Kinestik
d. Petunjuk Wajah
e. Petunjuk Paralinguistik
f. Petunjuk Artifaktual
2. Faktor Personal
Disamping faktor situasional, faktor personal juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap persepsi interpersonal seseorang. Faktor personal yang dimaksud mencakup :
a. Pengalaman
b. Motivasi
c. Kepribadian
B. Konsep diri
Konsep diri merupakan faktor lain yang sangat menentukan dalam membangun kualitas hubungan interpersonal.  Seorang mahasiswa  yang menganggap dirinya rajin, maka ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, dan mempelajari kuliah dengan sungguh-sungguh, agar memperoleh nilai akademis yang tinggi. Demikian pula dengan seorang pemimpin, jika ia menganggap dirinya sebagai pemimpin yang berwibawa, maka ia akan dengan sungguh-sungguh mengorganisasikan seluruh potensi yang ada serta meningkatkan mutu
C. Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal merupakan kecenderungan seseorang untuk menyukai, bersikap positif, dan tertarik pada seseorang atau sesuatu. Kecenderungan ini berkorelasi terhadap seberapa intens komunikasi interpersonal dapat dibangun diantara keduanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya atraksi interpersonal ini diantaranya  :
1. Adanya kesamaan karakteristik personal
2. Tekanan Emosional (Stress)
3. Harga diri yang rendah
4. Isolasi Sosial
5. Adanya daya tarik fisik
3. Pemberian Ganjaran
4. Familiarity
5. Kedekatan
6. Kemampuan
D. Hubungan Interpersonal
komunikasi yang baik akan ditandai oleh dengan hubungan interpersonal yang baik. Dalam hal ini, ketika seseorang melakukan komunikasi, sesungguhnya tidak sekedar menyampaikan isi pesan, akan tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal. Pertanyaan : ”Sebutkan namamu!”, ”Siapa nama Anda ?”, ”Bolehkah saya tahu nama Bapak ?” mengindikasikan kadar hubungan interpersonal seseorang.
Dalam konteks ini, ada tiga faktor penting yang menentukan kadar kualitas hubungan interpersonal seseorang, yaitu :
1. Percaya (trust)
. Kepercayaan seseorang kepada orang lain, akan sangat diperngaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
Karakteristik dan maksud orang lain
Hubungan kekuasaan
Sifat dan kualitas komunikasi
2.   Sikap Suportif
Sikap Suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi.
Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif, atau bentuk lainnya) atau karena faktor-faktor situasional, seperti prilaku yang ditunjukkan orang lain. Jack R. Gibb (Jalaluddin, 2004:134) mengidentifikasi enam prilaku yang menimbulkan iklim defensif dan supertif, yaitu :


Iklim Defensif
Iklim Suportif
1. Evaluasi
2. Kontrol
3. Strategi
4. Netralitas
5. Superioritas
6. Kepastian
1. Deskripsi
2. Orientasi masalah
3. Spontanitas
4. Empati
5. Persamaan
6. Provisionalisme
3. Sikap terbuka
Sikap terbuka memiliki pengaruh yang sangat besar terhaap komunikasi interpersonal yang efektif. Lawan dari sikap terbuka tentu saja sikap yang tertutup. Untuk memberikan gambaran berikut ini disajikan kedua konsep atau karakteristik diantara keduanya.
Sikap terbuka
Sikap tertutup
1.  Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika
2.  Membedakan dengan mudah, melihat dengan nuansa, dsb
3.  Berorietnasi pada isi
4.  Mencari informasi dari berbagai sumber
5.  Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah pendapatnya
6.  Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian pendapatnya
1.  Menilai pesan berdasarkan motif-motif pribadi
2.  Berpikir simplistis, yaitu berpikir hitam putih tanpa nuansa
3.  Bersandar lebih banyak pada sumber pesan dari pada isi pesan
4.  Mencari informasi tentang pendapat atau pandangan orang lain dari sumbernya sendiri bukan dari sumber pendapat orang lain
5.  Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh pendapatnya.
6.  Menolak, mengabaikan, mendistorsi pandangan yang tidak sesuai dengan pandangan atau pendapatnya




E. Komunikasi Verbal
Keterampilan seseorang membangun hubungan antarpribadi yang efektif tidak akan terlepas dari kemampuan yang besangkutan dalam melakukan komunikasi verbal. Bahkan dapat dikatakan bahwa sebagai besar pesan seseorang disampingkan melalui media verbal ini. Arni Muhammad (2005:95) memahami komunikasi verbal sebagai komunikasi yang menggunakan symbol-simbol  atau kata-kata , baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan.
F. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal memiliki posisi dan kedudukan yang sama penting dengan komunikasi verbal, karena keduanya saling bekerjasama dalam proses komunikasi
Komunikasi non verbal memiliki sejumlah fungsi,diantaranya :
  1. Pengulangan, yaitu menggunakan simbol-simbol yang biasa digunakan untuk menyatakan sebuah pesan, seperti menempelkan tulunjuk dibibir untuk menyampaikan pesan jangan ribut, menggunakan telunjuk atau tangan untuk menyatakan arah.
  2. Pelengkap, yaitu melengkapi komunikasi verbal untuk memberikan berbagai penekanan, atau sering disebut dengan gestur.
  3. Pengganti, yaitu mengganti pesan-pesan yang biasa disajikan secara verbal, seperti tanda lalu lintas, simbol-simbol larangan merokok, bahkan simbol-simbol yang menggambarkan keadaan hati seseorang
G. Kecerdasan Emosional
Aspek penting lain yang juga perlu diperhatikan dalam membangun hubungan antarpribadi yang efektif adalah dimiliki kecerdasan emosional yang  tinggi.
Istilah ”kecerdasan emosional” itu sendiri pertama kali dilontarkan pata tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of Hampshire (Shapiro, 1998:5) dan kemudian dipopulerkan oleh Daniel Goleman pada tahun 1995 dengan Emotional Intelligence nya. Kualitas-kualitas emosional itu sendiri dapat diidentifikasi sebagai berikut :
  • Empati
  • Mengungkapkan dan memahami perasaan
  • Mengendalikan amarah
  • Kemandirian
  • Kemampuan menyesuaian diri
  • Disukai
  • Kemampuan memecahkan masalah antarpribadi
  • Ketekukan
  • Kesetiakawanan
  • Keramahan
  • Sikap hormat atau respek
Menilik pada kualitas-kualitas emosi di atas, dapat dipahami jika kualitas interpersonal seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan emosinya.









Daftar Pustaka
Dahlan, M.D. (1987), Latihan Keterampilan Konseling – Seni Memberikan Bantuan, Jakarta epdikbud
Jalaluddin Rakhmat, (2004), Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Roda Karya
Muhammad, Arifin. (2005). Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara
Mulyana, Deddy. (2005). Ikmu Komunikasi – Sebuah Pengantar, Bandung : PT Remaja Roda Karya
Nurudin. (2004). Komunikasi Masa, Malang: CESPUR
Ramly, Teungku Amir, Erlin Trisyulianti. (2006). Memompa Teknik Pengajaran menjadi Guru Kaya, Jakarta: PT. Kawan Pustaka
Shapiro, E. Laurence. (1998). Mengajarkan emotional Intelligence pada Anak, Jakarta: PT Gramedia

Selasa, 14 Juni 2011

10 KUALITAS KEPRIBADIAN BAIK

Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh
semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena
yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan
kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau
memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”.
Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi
dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi
keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru
mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap
rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.
Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang
setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya
komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat
segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk
sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang
lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka
mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan
sebagainya.
Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak
harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria
adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu
berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain,
juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong
semangat orang lain.
Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan
sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya.
Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk
disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan
menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang
bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana
adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya
diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia
tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci
dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak
membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka
membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-
masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir
dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah
yang berada di luar kontrolnya.
Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja
pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain.
Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua
belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia
selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.